Meyakini Mukjizat, Meraih Berkah Al-Qur'an Sebagai Penyembuh - Bulan lalu saya menerbitkan dua tulisan dengan topik Al-Qur’an dan kesehatan berjudul Al-Qur’an Sebagai Penyembuh dan Implementasi dan Bukti Ilmiah Pengobatan dengan Al-Qur’an. Kedua tulisan bersumber dari penuturan 2 dari 3 pembicara pada Seminar Ilmiah Al-Qur’an yang berlangsung pada tanggal 8 Februari lalu di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel. Ada hal-hal yang tidak bisa dihindari sehingga saya baru bisa menuliskan bagian terakhir dari seminar itu hari ini.
Pembicara
terakhir adalah Ustadz Nuruddin
Al-Indunissy (UNAI). Beliau adalah pendiri Rehab Hati,
penyelenggara seminar ini. UNAI mengawali materinya dengan mengatakan bahwa Al-Qur’an
adalah huda (petunjuk, pedoman) dalam hidup kita, juga penyembuh.
Al-Qur’an adalah total solution.
Dalam beberapa tahun terakhir ini,
UNAI telah meneliti
fungsi Al-Qur’an terhadap penyakit-penyakit psikosomatik, terkhusus kanker. Dalam sesinya, Ustadz NAI
membuka wawasan tentang bagaimana meyakini Al-Qur’an sebagai syifa dengan
meyakininya sebagai MUKJIZAT dari Allah subhanahu wata’ala yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
Hajrul Qur’an, Alangan Mendapat Faedah Syifa
Ibnu Jauziyah menulis 137 kitab di
antaranya Al-Jawabul Kafi. Di dalam kitab ini beliau mengatakan bahwa termasuk hajrul
Qur’an bukan hanya tidak membaca, tidak mentadaburi, tidak mengamalkan, tidak menjadikannya
sebagai hukum, dan juga tidak berobat dengan Al-Qur’an.
For your information, bagi yang belum tahu, hajrul
Qur'an adalah perilaku meninggalkan Al-Qur'an dan berpaling darinya.
Perilaku ini termasuk dosa besar yang dicela oleh Allah.
… Sesungguhnya telah datang kepadamu
cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah
memberikan petunjuk kepada orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke
jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang
itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya,
dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus (Q.S. Al-Maidah: 15-16)
Pada kenyataannya hari ini, umat
Islam banyak yang makin jauh dari Al-Qur’an, sebagaimana dalam firman Allah:
Berkatalah Rasul, “Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Quran itu
sesuatu yang tidak diacuhkan.” (Q.S. Al-Furqan:30).
“Jangankan berobat dengan Al-Qur’an,
mendengarkan Al-Qur’an saja yang sama level-nya dengan membaca juga
sudah sedikit yang melakukannya,” tutur UNAI.
Kokohkan Keyakinan
Terkait Al-Qur’an Sebagai Mukjizat
Kalau ditanya pada kaum muslim apa
yang terlintas di benak tentang Al-Qur’an, mungkin di antaranya yang terpikir
adalah mushaf, kitab, syifa, huda, rahmah namun ada
yang terabaikan, yaitu meyakini Al-Qur’an sebagai mukjizat. Al-Qur’an bukanlah buku biasa. Al-Qur’an
adalah buku yang tidak bisa diubah oleh siapa pun tetapi bisa mengubah siapa
pun. Al-Qur’an adalah sebuah kitab yang bisa dikatakan kebutuhan dan tetap
masih terus relevan hingga akhir zaman.
Nabi
menyebut Al-Qur’an sebagai shilatul arsy (senjata singgasana “arsy”
atau senjata kerajaan). Saat mi’raj, Rasulullah mendapatkan
perintah shalat dan 2 ayat terbaik dari Al-Qur’an, yaitu 2 ayat terakhir
surah Al-Baqarah.
“Lantas,
bagaimana kita implementasikan Al-Qur’an sebagai senjata? Pertama harus
memahami Al-Qur’an bukan sekadar syifa. Bukan sekadar wahyu atau pedoman
atau hukum atau tuntunan tetapi adalah juga mukjizat. Artinya sesuatu yang
mengalahkan – suatu kekuatan yang
menguasai, over powering. Kalau obat, merupakan obat tertinggi.
Maka bagi yang ingin sembuh dengan Al-Qur’an, harus meletakkan Al-Qur’an di
tempat tertinggi,” ucap UNAI lagi.
UNAI kemudian mengisahkan tentang seorang
pasien di Medan. Sebelum sesi ruqyah,
pasien tersebut menyatakan percaya Al-Qur’an bisa menyembuhkan sebanyak 50
persen saja karena masih ingin beribat secara medis. Ketika diminta untuk
ditambahkan, dia hanya mengatakan bisa 60 persen. Setelah sesi ruqyah selesai,
benjolan di payudaranya berkurang hingga 70 persen padahal keyakinannya baru 60
persen!
Baru yakin sampai 60 persen saja,
lantunan Qur’an sudah berpengaruh sedemikian dahsyat, bagaimana jika
keyakinannya 100 persen?
“Maka mari letakkan Al-Qur’an pada
posisi seharusnya,” pungkas UNAI.
Mukjizat
adalah kejadian yang menentang akal, kejadian yang tidak dimengerti akal
sebagai bukti kenabian sebagaimana kejadian tongkat Nabi Musa mampu membelah
Laut Merah. Kepada Nabi Musa Allah turunkan tongkat, kepada Nabi Muhammad Allah
berikan Al-Qur’an. Kepoada Nabi Musa Allah turunkan 40 mukjizat, kepada Nabi
Muhammad Allah berikan lebih dari 1000 mukjizat, salah satunya adalah Al-Qur’an
dan apa yang terjadi di dalamnya.
Poin
pertama yang menjadi kunci memahami mukjizat adalah MUKJIZAT TIDAK DAPAT
DIMENGERTI AKAL. Kalau ada penyakit yang tidak dapat dipahami oleh akal,
serahkan kepada Al-Qur’an. Ketika seluruh umat di negeri ini membentur tembok
logika maka di sana iman harus berbicara.
“Sembuh
dengan Al-Qur’an memang aneh jika dijangkau dengan akal tetapi tidak aneh
ketika dijangkau dengan iman,” demikian tandas UNAI.
Dalam
kisah pertempuran Nabi Musa dengan para tukang sihir dari Mesir, tongkat tukang
sihir terlihat menjadi ular oleh Nabi Musa dan orang-orang yang melihatnya
namun tidak berubah di mata tukang sihir. Berbeda dengan tongkat Nabi Musa,
terlihat berubah di mata tukang sihir dan tongkat tersebut memakan tali,
tongkat, dan kayu mereka.
Maka
mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan
ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka
berkata: "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, "(yaitu)
Tuhan Musa dan Harun" (Q.S. Al-A’raf 119-122).
Orang
sombong tidak bisa menerima Al-Qur’an tetapi bisa ditundukkan dengan Al-Qur’an
sebagaimana kisah tukang sihir yang berseteru dengan Nabi Musa. Mukjizat adalah
lawan kata dari sunnatullah, mukjizatullah adalah pembatal dari
sunnah yang Allah ciptakan sebelumnya. Jika matahari terbit dari timur adalah sunnatullah
yang kita pahami setiap harinya demikian maka ketika suatu hari nanti matahari
terbit dari barat, itulah sunnatullah. Untuk membuktikan bahwa Allahlah
Yang Maha Kuasa.
Ibnu
Qayyim Al-Jauziyah mengatakan barang siapa yang tidak bisa sembuh dengan
Al-Qur’an maka Allah tidak ingin memberikan kesembuhan padanya. Siapa yang
tidak cukup dengan Al-Qur’an, Allah tidak akan memberikan kecukupan padanya.
Sementara Ibnu Taimiyah r.a yang telah menulis 400 kitab mengatakan, “Tidak ada
satu pun penyakit yang bisa bertahan jika datang kepadamu Al-Qur’an”.
Seminar Ilmiah Al-Qur'an. Sumber foto: panitia seminar.
Lantunan Al-Qur’an Mempengaruhi Sel Kanker
Seorang
peneliti asal Syam yang tinggal di Turki bernama Ir. Abdeel
Daem Al-Kaheel meneliti ruqyah syar’iyyah
terhadap sel kanker. Beliau merupakan penulis
30 jurnal internasional dan seorang hafidz Qur’an. Beliau meneliti
bagaimana efek Al-Qur’an terhadapa sel kanker selama 3 tahun dan mendapati
bahwa Al-Qur’an ternyata bisa meledakkan sel kanker di menit ke-33. Ir. Abdeel
Daem Al-Kaheel ini direkomendasi oleh guru UNAI pada tahun 2015.
EFEK
Al-Qur’an yang dimaksud adalah yang dilantunkan atau disuarakan. Rasulullah
tidak menulis Al-Qur’an, beliau mendengarnya (auditory) dari Jibril lalu
menghafalnya lalu melantunkan kepada sahabat-sahabatnya. Al-Qur’an bisa
menyembuhkan banyak penyakit secara ilmiah karena dari telinga itu dilanjutkan
ke dalam software otak manusia (akal pikiran) ke ruang qalbu,
mempengaruhi diri kita.
Di
dalam otak kita ada 100 miliar sel aktif yang terhubung dengan neuron. Di dalam
jantung ada satu tempat yang memproduksi elektron – listrik yang tidak
diketahui dari mana. Terus-menerus memproduksi elektron yang mengalir ke
seluruh tubuh.
Suara
mempengaruhi akal pikiran dan perasaan, juga bisa mempengaruhi kelistrikan
tubuh kita. Inilah yang diselidiki Ir Abdeel Daem Al-Kaheel – sel tubuh berubah
ketika diperdengarkan lantunan Al-Qur’an.
UNAI
menceritakan, bagaimana pasien-pasiennya terlihat lebih muda 10 tahun setelah
dibacakan Al-Qur’an. “Anti-aging terbaik adalah Al-Qur’an,” ujarnya.
UNAI
juga mengisahkan pasiennya, salah seorang seorang ustadz, hafidz, imam
masjid, da’i besar di Bali yang pernah
kanker multiple myeloma. Kanker multiple myeloma ini menyerang
sel plasma di sumsum tulang, yang memproduksi antibodi untuk melawan infeksi. Kanker
ini merusak kekebalan tubuh sang pasien, terjadi pengeroposan tulang terjadi.
Setelah menjalani 35 kali kemoterapi dan setelah berdebat 3 hari, beliau “menerima”
Al-Qur’an sebagai penyembuh dan mengalami sembuh dengan Al-Qur’an.
Tidak
hanya masuk ke dalam sel tubuh namun lantunan Al-Qur’an juga bisa masuk ke
dalam kromosom. Kromosom ibarat memori yang menyimpan informasi di dalam tubuh
kita. Lantunan Al-Qur’an masuk ke dalam kromosom, masuk ke dalam genetika dan
memperbaiki ketidakteraturan atau mutasi genetik di sana sehingga Al-Qur’an
dapat menyembuhkan penyakit asma, hipertensi, dan kanker yang merupakan
penyakit genetik.
Ust. Syaibani, Prof. Veni Hadju, dan Ust. NAI. Sumber foto: panitia seminar.
Agar Upaya Mencari Kesembuhan dengan Al-Qur’an Berhasil
Ustadz Nuruddin
Al-Indunissy membagikan 7 poin tips, agar Al-Qur’an dapat menyembuhkan penyakit,
sebagai berikut:
- Niat, iman dan kecintaanterhadap Al-Qur’an.
- Gelombang suara Al-Qur’an yang mempengaruhi sel-sel tubuh manusia.
- Caranya sesuai sunnah Rasulullah.
- Berhati-hati dengan tipu daya setan. Orang yang kesurupan contoh setan menghalangi bacaan Al-Qur’an untuk masuk ke dalam diri seseorang. Dengan demikian setan menghalangi Qur’an sampai ke qalbu manusia.
- Tazkiyatun
nafs (penyucian jiwa), termasuk di dalamnya istiqomah dan
hijrah.
- Istiqomah.
- Hijrah.
💙💛💚
Dalam
materi ini, Ustadz NAI banyak memaparkan tentang penyembuhan kanker
dengan terapi Al-Qur’an (ruqyah). Upaya Rehab Hati sangat serius dalam menyebarkan
berita baik tentang fakta dan bukti ilmiah Al-Qur’an sebagai penyembuh. Salah
satu realisasinya adalah di Makassar dibangun Rumah Sehat Cancer (RSCA) yang membantu
penderita kanker dan penyakit-penyakit lainnya mendalami metode pengobatan
dengan Al-Qur’an. Sebagai umat Islam, syukur alhamdulillah kita memiliki
Al-Qur’an sebagai solusi kehidupan, termasuk kesehatan. Tinggal bagaimana
meyakininya.
Makassar, 18 Maret 2024
Share :
0 Response to "Meyakini Mukjizat, Meraih Berkah Al-Qur'an Sebagai Penyembuh"
Post a Comment
Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^