Showing posts with label BaKTI. Show all posts
Showing posts with label BaKTI. Show all posts

Mengulas Soal Kerancuan Media Kita

Sepanjang pagi hingga siang hari, Makassar diguyur hujan cukup deras, tapi saya berusaha untuk bisa datang ke acara diskusi yang diselenggarakan oleh CIPG (Centre for Innovation Policy and Governance) di gedung BaKTI, tanggal 16 Januari kemarin.

Acara ini merupakan diskusi terbuka Roadshow Seri Penelitian Media CIPG, bertajuk "Media Kita : Milik Siapa Untuk Siapa". Sekaligus untuk mempublikasikan hasil penelitian media yang telah diterbitkan CIPG. Diskusi ini diharapkan dapat memperkuat wacana kritis terhadap media sekaligus mendorong warga untuk semakin melek media.

Rasanya koq kebetulan sekali, akhir-akhir ini saya sedang memperhatikan media – khususnya acara televisi kita sampai-sampai saya memutuskan untuk mengadukan sebuah acara yang tak layak tayang ke KPI pada tanggal 7 Januari lalu (bisa dibaca di sini).
Baca selengkapnya

Belajar Monolog


Akhirnya jadi juga kami ngumpul untuk belajar monolog pada kak Luna Vidya – seorang seniman monolog, puisi, dan juga penulis. Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) mengizinkan kami menggunakan sebuah ruangannya meski hari itu hari Sabtu (9 Februari 2013) adalah hari libur kantor. Asyiknya, di BaKTI ini tak ada biaya pemakaian ruangan bagi komunitas.

Saya melihat nama kak Luna pertama kali pada buku Makassar di Panyingkul. Buku antologi keren yang berbicara tentang Makassar, ditulis oleh para jurnalis marga yang punya ikatan dengan Makassar. Saat hendak mengikuti Makassar International Writers Festival tahun lalu, nama kak Luna ada di antara para kurator yang menyeleksi para peserta MIWF.

Baca selengkapnya

TEDx – Makassar Backpacker, Lokal but Global

Sebelumnya, ada lima tulisan yang sudah saya publish mengenai TEDx yaitu :

Tulisan ini merupakan lanjutannya ...


Bukan hanya presentasi mengenai ide-ide menakjubkan, TEDx Makassar juga menampilkan pertunjukan seni. Bila sebelumnya ditampilkan atraksi gendang tradisional Makassar, maka selingan sebelum masuk presentasi berikutnya adalah instrumentalia dari Chamber Music.

Chamber Music
Syamsul Sunduseng
Foto: Facebook TEDx Makassar

Presentasi berikutnya adalah dari Syamsul Sunduseng – pendiri komunitas Makassar Backpacker. Bak motivator, ia memulai presentasinya dengan tampil dari arah penonton, dengan bersemangat dan penuh percaya diri.
Baca selengkapnya

TEDx – Menyebarkan Ide Untuk Kebaikan

Foto: FB TEDx Makassar

8 Desember 2012, halaman Museum Kota Makassar yang dibangun pada abad ke-17, terletak di jalan Balaikota No. 11 sudah dipenuhi peserta TEDx Makassar. Sedianya acara ini dimulai pukul 8.30. Untung saja molor hingga pukul 10, karena saya harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan rumah terlebih dulu sebelum berangkat. Jadi saya tak ketinggalan acara sedikit pun.

Sudah ada Uty, Mirna, dan Iin di halaman museum saat saya tiba. Ada kelompok-kelompok kecil orang tersebar di halaman. Erlina Ayu yang akrab disapa Ayu – koordinator wilayah IIDN Makassar yang menjadi salah satu speaker di ajang ini sudah ada di dalam gedung.

Tak lama kemudian kami mendapatkan kejutan yang menyenangkan. Atraksi barongsai unjuk diri di situ. Waah, baru kali ini saya menyaksikan atraksi barongsai dari dekat. Dengan balutan aneka warna cerah, dua barongsai bergerak dinamis, mengikuti irama musik yang mengiringi.

Goodie bag dibagikan kepada para peserta yang beringsut masuk gedung. Tiket sudah di tangan, diambil beberapa hari sebelumnya di kantor BaKTI. Setelah registrasi, kami menuju ruangan yang kira-kira berukuran 80 – 90 meter persegi di lantai dua. Di sana telah disediakan kursi untuk sekitar 80 orang.

Baca selengkapnya