Showing posts with label Blogilis. Show all posts
Showing posts with label Blogilis. Show all posts

Belajar dari Filosofi Seno Gumira Ajidarma

Saya tak jadi mengikuti sesi Maman Suherman di Makassar International Writers Festival (MIWF) pada tanggal 5 Juni lalu padahal saya sangat ingin menghadirinya. Saya sedang menyukai tema jurnalisme, media, dan jurnalisme warga. Saya hadir pada sesi Maman Suherman di MIWF 2 tahun lalu dan saya suka sekali mendengarkan pengalamannya dalam dunia media sampai-sampai ia menerbitkan buku.

Saya tak dapat mengikuti sesinya kali ini karena lokasi acara di kampus UIN. Sementara Athifah ingin sekali menyaksikan dongeng di MIWF yang diselenggarakan di Fort Rotterdam. Dongeng MIWF hanya sekali setahun dan bisa jadi pengalaman  seumur hidup yang tak terlupakan bagi Athifah dan adiknya – Afyad. Saya menghargai ini makanya saya membatalkan ikut sesi Maman Suherman meskipun saya sangat ingin menghadirinya. Jauh lebih penting dan berharga menyaksikan anak-anak saya berbahagia ketimbang memperturutkan keinginan saya (ceritanya bisa dibaca di sini).
Baca selengkapnya

Perempuan Menulis, untuk Perempuan


Pelatihan Menulis Lanjutan untuk Komunitas Perempuan, namanya. Saya menghadiri pelatihan yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar ini pada tanggal 30 dan 31 Mei lalu, mewakili KEB (Kumpulan Emak Blogger). Ini pelatihan ketiga yang saya ikuti yang diselenggarakan AJI Makassar. Pelatihan pertama berlangsung pada bulan November 2013 dan pelatihan kedua berlangsung pada bulan Januari 2014.

Pada TOR (term of reference) pelatihan yang dibagikan kepada peserta, salah satu latar belakangnya adalah:
Baca selengkapnya

Pre Event MIWF 2015: Diskusi Kepenulisan dan Aktivisme

Tanggal 3 Mei lalu saya menghadiri Pre Event MIWF bertajuk Writing and Activism. Ada 3 aktivis perbukuan yang hadir, yaitu: Anwar Jimpe Rahman (Jimpe, dari Kampung Buku), Zulkhaer Burhan (Bobby, dari Kedai Buku Jenny), dan M. Ilham (dari Rumah Baca Philosophia). Ketiga tempat baca yang digawangi ketiga orang ini aktif dalam “pergerakan aktivisme” di Makassar.

Abdi, sang moderator mengatakan, yang disebut aktivisme (activism) adalah gerakan mengajak orang-orang untuk mengubah perilaku terhadap sesuatu. Kalau demonstrasi di jalan merupakan suatu bentuk aktivisme yang bisa berakibat fatal maka kepenulisan adalah aktivisme damai. Dan, semua aktivisme adalah politik.

Setelah moderator membuka acara, ketiga nara sumber menceritakan kegiatan mereka.
Baca selengkapnya

Sharing Kepenulisan Bersama Dua Remaja Putri dan Kak Heru

Tak heran kalau pada Sesi 3 Sharing Kepenulisan yang diselenggarakan oleh IIIDN Makassar di Toko Buku Gramedia Mal Ratu Indah pada tanggal 25 April lalu, ada seorang peserta yang mengatakan kesannya, “Rasanya seperti ditampar, orang-orang semuda Taris dan Safira sudah menghasilkan buku!”

Taris Zahratul Afifah dan Safira Devi Amorita tampil memukau peserta. Mereka menceritakan pengalaman dalam berkarya. Taris, putri Marisa Agustina (salah seorang anggota IIDN Makassar) masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Satu buku solonya – karya pertamanya, telah diterbitkan oleh Mizan dan beredar di toko-toko buku Gramedia di seluruh Indonesia. Judul bukunya adalah Kompetisi Rahasia.

“Kompetisi Rahasia bercerita tentang seorang anak yang suka “rebutan” laptop sama ibunya,” Taris bercerita tentang ide cerita dalam bukunya. “Kisah nyata ya,” goda Nurlina – moderator acara. Taris tersenyum simpul (anggap saja itu artinya iya ya  wkwkwk).
Baca selengkapnya

Sharing Kepenulisan Bersama 2 Ibu yang Doyan Nulis

Takdirlah yang membuat saya dan Haeriah Syamsuddin sepanggung pada Sesi 2 Sharing Kepenulisan Bersama Penulis IIDN Makassar pada tanggal 11 April lalu di Toko Buku Gramedia Mal Ratu Indah Makassar.

Weh, sepanggung katanya? Gaya ya hahaha. Padahal cuma sekursi untuk berdua. Lebih tepatnya sesofa. Sebuah sofa dipersiapkan untuk kami. Tempat saya dan Haeriah duduk selama Sharing Kepenulisan berlangsung.

Mulanya saya berusaha mengatur agar saya kebagian di sesi terakhir saja. Tetapi setelah geser sana, geser sini, menyepakati waktu dengan kawan-kawan IIDN Makassar, rupanya saya kebagian keloter kedua bersama Haeriah Syamsuddin. Yah, sudah takdirnya, dua ibu rumah tangga berbagi bersama.
Baca selengkapnya