Satu lagi hikmahnya
komitmen bersama suami saya temukan di saat anak-anak pada sekolah. Kami bisa
bersama-sama mengurusi urusan sekolah mereka. Bersyukur saya didampingi suami
yang mau berbagi tugas dengan saya dalam mengurusi anak-anak walau masih sering
harus diberi SOP (standard of procedure) yang teramat jelas dan rinci.
Pinginnya sih dia mengerti semuanya, setiap hari itu ngurusi anak-anak
bagaimana. Jadi tanpa diminta dia sudah memberikan sumbangsihnya dengan sukarela.
Plak. Itu sih namanya bukan bersyukur, itu kurang
bersyukur (menggampar lalu menunjuk diri sendiri). Iya .. ya .. maaf ya suamiku
J. Wajar sih, kayaknya sebagian besar (atau
mungkin semua?) suami seperti itu. Biasanya yang mengurus anak-anak kan ibunya
jadi ibunya punya pola tertentu dalam mengurus mereka.