Beranda / Masa Depan Cerah
Showing posts with label Masa Depan Cerah. Show all posts
Showing posts with label Masa Depan Cerah. Show all posts
Pasti Dikasih Lebih Sama PRUlink
October 04, 2018
di:
Kesejahteraan,
Masa Depan Cerah,
Melek Finansial,
Review & Reportase
60 Komentar
Kata
“generasi baru” membuat saya penasaran. Kali ini, ada frasa kata itu di Goedang
Popsa. Tepatnya pada tanggal 25 September lalu. Pagi itu saya menghadiri launching
PRUlink Generasi Baru dan PRUlink Syariah Generasi Baru yang mengusung tagar #PastiDikasihLebih. Wih, apa pula ini.
Wisata Kebun Kurban: Uniknya Investasi Jaman Now
Wisataku Pucak - Rasa
penasaran mengenai investasi jaman now
yang sesuai syariah membawa saya menghadiri Grand Launching Wisata Kebun Kurban (Wisataku) pada
tanggal 4 Februari lalu di Hotel Harper. Wisataku adalah konsep investasi di mana investor akan mendapatkan kebun kurma
atau durian, hewan ternak berupa kambing, dan member card gratis di tempat wisata yang akan dibangun di Pucak, Maros.
Menuju Layanan Kesejahteraan Anak yang Holistik dan Komprehensif
Dimuat di BaKTI News No. 129 September - Oktober 2016
Masih
ingat kasus seorang oknum dosen di Cibubur, bersama istrinya menelantarkan kelima
anaknya pada tahun 2015 lalu? Sepasang suami istri itu akhirnya dijerat dengan
pasal 76 (b) dan pasal 77 (b) Undang-Undang 35/2014 tentang Perlindungan Anak
dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. Mau tahu yang lebih ekstrem lagi?
Ada orang tua yang menjadikan anak perempuannya sebagai pekerja seks komersial!
Sebagian dari kita pasti merasa aneh dan ingin merutuki yang demikian. Karena
sudah seharusnyalah orang tua sendiri yang paling berperan melindungi anak, bukan
menelantarkan atau menjualnya. Namun, begitulah kenyataannya. Hal-hal yang
ekstrem itu bisa saja terjadi. Bahkan profesi dan pendidikan akhir pelaku yang sangat
terhormat di tengah masyarakat sekali pun tidak mampu menghalanginya dari
perbuatan tercela.
Pendidikan, Aset untuk Kehidupan yang Lebih Baik
Mula
pertama merantau ke Makassar, saat belum menikah, kedua orang tua saya punya
harapan agar sekolah di perantauan bisa membuat masa depan mereka menjadi lebih
baik. Ayah saya kelahiran Wajo tahun 1940, berdomisili di kota Soppeng,
merantau ke Makassar (dulu bernama Ujung Pandang) pada sekira pertengahan tahun
1950-an. Sementara ibu saya yang kelahiran Gorontalo tahun 1943, berdomisili di
kota Gorontalo (dulu masih bagian dari provinsi Sulawesi Utara), merantau ke
Makassar menjelang tahun 1960.
Sejak
dulu, Makassar memang menjadi tujuan masyarakat wilayah Indonesia timur untuk
mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan meraih masa depan yang lebih
menjanjikan. Kedua orang tua saya adalah generasi pertama para pelajar di kota
ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)