Showing posts with label Namanya Juga Anak-Anak. Show all posts
Showing posts with label Namanya Juga Anak-Anak. Show all posts
Papa yang Tanggung Jawab!

Papa yang Tanggung Jawab!

"Besok libur Athifah," Papa memberitahu Athifah sebuah kabar gembira. Kabar yang biasanya ditunggu-tunggu anak sekolah.

"Kalau ternyata besok tidak libur, Papa yang tanggungjawab itu! demikian reaksi Athifah atas berita gembira itu.

"Begitulah orang kalo suka jail sama anaknya," Mama terkikik geli mengatakan ini pada Papa.

Papa suka jail sama Athifah. Tega-tega saja dia membuat putrinya menjerit-jerit saat diisengi. Mama suka sebal sama Papa. Kali ini Papa merasakan akibatnya, perkataannya tak dipercaya oleh putrinya sendiri wkwkwk.

Athifah tidak tahu kalau ia libur Imlek besok. Mungkin saja gurunya sudah memberi tahu tapi dia yang tidak memperhatikan. Waktu kelas 1, guru kelasnya menyuruh murid-muridnya mencatat mengenai apa yang akan dilakukan keesokan harinya, termasuk informasi hari libur. Guru kelas 2 ini tak demikian. 

Sementara anak-anak di kelas Athifah ributnya minta ampun. Boleh dibilang seisi kelas, nyaris semuanya anak aktif. Bisa saja saat diberi tahu, perhatian Athifah sedang beralih kepada teman-temannya atau ia sedang ngobrol. Maka terjadilah "kekacauan" di atas :))


Baca selengkapnya
Ini Nasi Apa?

Ini Nasi Apa?

Affiq sarapan nasi goreng.

Begitu sarapannya habis, dia bertanya, "Ini nasi gorengkah ... atau apa?"

Walaah, nasi sudah habis masih mikir yang dimakannya apa. Bapaknya tertawa geli dan nyeletuk, "Bukan nasi goreng .. itu dodol." Affiq ini kadang-kadang lidahnya terlalu peka tapi kadang-kadang pula tidak peka. Kadang-kadang menguntungkan tapi kadang-kadang juga merugikan hehehe.

Ini nasi goreng spesial. Awalnya memang tidak diniatkan untuk nasi goreng. Nasi putih biasa saja tapi diletakkan di wadah yang biasa di dalamnya disajikan nasi goreng.


Dengan sok tahunya, Afyad menyiramkan nasi putih itu dengan kecap, banyak sekali. Mama melihatnya setelah bermenit-menit kemudian, mungkin sudah 30 menit atau lebih. Jadi terpaksa deh Mama masak nasi goreng. Itu yang membuat rasa dan warnanya berbeda dengan nasi goreng yang biasanya Mama masak.

Makassar, 3 Februari 2015
Baca selengkapnya
Maaf, HP-nya Mama Terbawa

Maaf, HP-nya Mama Terbawa

Tadi Mama ke luar rumah, lupa bawa HP-nya. Pulangnya, HP sudah tidak ada, Athifah pun sudah pergi sekolah (dia masuk pukul 10 pagi).

Menjelang pukul 12, ada telepon ke HP Papa, dari nomor HP milik Mama. Dari ujung sana terdengar keriuhan khas di sekolah dasar. Lalu terdengar suara Athifah yang mengabarkan beberapa hal (karena dia orangnya extrovert, dia suka menceritakan beberapa hal hanya dalam beberapa menit. Kalau bisa dalam satu tarikan napas, mungkin itu akan dilakukannya).

Satu hal yang dikatakannya adalah: "Maaf, hapenya Mama terbawa. Saya ndak sengaja. Ndak tahu kenapa ada ki di dalam tasku."

Edede bisanya itu, Nak ...
Baca selengkapnya

Ayam Bisa Menikah?

Ayam yang bernama Hijau itu amat disayangi oleh Athifah. Badan ayam yang berusia 6 bulanan itu sudah cukup besar tapi Athifah masih suka menggendongnya. Menurut nona mungil ini, Hijau sangat menyayanginya. Mungkin juga, karena ayam itu suka mengikutinya ke mana-mana. Si Hijau tak berlaku demikian pada Affiq dan Afyad. Malah ia cenderung terlihat takut pada dua anak lelaki yang suka memperlakukannya sebagai obyek penderita.

Pernah Mama mengusir si Hijau ketika ia masuk ke dapur, “Hus ... keluar! Hus ... hus!” Kontan, Athifah berteriak dari dalam kamar, “MAMA! JANGAN KASAR SAMA AYAMKU!”

Pagi itu, Athifah bermain-main dengan si Hijau. Ia memberi makan kuncup bunga dan daun rawelia pada Hijau. Entah kenapa, ayam ini suka sekali memakan daun dan bunga tanaman pagar itu. Dia selalu saja bersemangat menguber-uber rawelia di tangan Athifah.
Baca selengkapnya
Ikut Rapat dengan Orang Tua

Ikut Rapat dengan Orang Tua

Tadi sore, spontan Afyad mengejar Oma ke arah masjid. Athifah sebagai kakak, merasa berkompeten eh bertanggung jawab untuk mengejar dan menjaganya di sana. Sekalian main juga.

Mama tergopoh-gopoh mengejar kedua bocah itu. Ke mana mereka mengerjar Oma? Apakah ke rumah pak Ustadz Haryadi?

Saat melihat ke dalam masjid, Mama melihat ada kumpulan orang di dalamnya. Terlihat seorang bocah lelaki memakai baju persis dengan baju yang dipakai Afyad tadi. Eh, itu Afyad ding.

Mama bergegas ke masjid. Di teras masjid, melalui jendela masjid yang tak berkaca, Mama memanggil-manggil anak-anaknya supaya mau pulang ke rumah. Mereka tampak dekil sehabis bermain pasir tadi, sementara di dekat mereka duduk orang-orang tua pengurus masjid yang kesemuanya berpakaian elok.
Baca selengkapnya