Saya tak akan
jatuh cinta pada sosok pasangan suami – istri Sroedji – Rukmini jika tak
membaca novel Sang Patriot – Sebuah Epos Kepahlawanan yang ditulis oleh cucunya
– Kak Irma Devita. Kak Irma berhasil menuangkan episode penting dalam kisah
hidup kakek dan neneknya ke dalam bacaan yang mudah dicerna dan sarat nilai
edukasi dan sejarah.
Beranda / Petikan
Showing posts with label Petikan. Show all posts
Showing posts with label Petikan. Show all posts
Mindfulness: di Sini, Saat Ini
Sebagai ibu rumah tangga beranak tiga tanpa asisten
rumah tangga, sering kali saya dituntut multi
tasking. Bagaimana tidak, se-abreg pekerjaan
harus selesai pada waktu yang nyaris bersamaan atau bahkan bersamaan.
Meladeni anak-anak, melakukan pekerjaan rumah,
mengejar dead line tulisan, dan
berkhidmat pada orang tua sering kali “menuntut” diselesaikan dalam satu
alokasi waktu. Bersyukur suami saya pengertian sehingga saya banyak terbantu
dalam tetek-bengek urusan rumah tangga. Tetapi karena seperti umumnya laki-laki, suami saya adalah
makhluk Mars yang single tasking sehingga
setiap saat harus diarahkan, diberikan SOP (standard
operational procedure) sekali pun untuk hal-hal yang sudah sering ia
lakukan jadi keribetan itu bertambah dengan keharusan memberi "wejangan-wejangan" SOP yang sayangnya tidak bisa di-rewind otomatis :).
Dalam kondisi seperti ini kelelahan fisik dan psikis
jadi makanan sehari-hari saya. Lumrah terjadi saya tidur menjelang tengah malam
atau lewat tengah malam dalam keadaan yang super lelah.
Apapun Pilihannya Menjadi Mama itu Delicious
Membaca
Mommylicious mengingatkan saya akan diri sendiri. Kedua penulisnya adalah
seorang mama dari dua anak, sementara saya mama dari 3 orang anak. Dan keduanya
emak blogger pula, sama seperti saya. Sama pula seperti saya, Mak[1]
Arin (Murtiyarini) dan Mak Rina Susanti – kedua penulis Mommylicious ini
merupakan emak-emak yang senang memenuhi tantangan lomba-lomba menulis blog dan
mengirimkan tulisannya ke media.
Bedanya,
tulisan mereka lebih sering nampang di media cetak daripada saya dan mereka
berdua merupakan ibu bekerja. Eh tapi Mak Rina saat ini sedang menikmati
perannya sebaga full time mother setelah
resign dari pekerjaannya sebagai quality controller tahun lalu.
Beberapa
kali saya mengunjungi blog mereka dan mendapati tulisan-tulisan tentang buah
hati mereka. Jujur saja, kesan bahwa hidup mereka begitu sempurna tak bisa saya
tepis. Saya merasa mereka sangat beruntung, memiliki karier yang bagus dan
keluarga yang pengertian.
Zuhud Bukan Berarti Miskin
Banyak yang mengira
zuhud itu sama sekali menolak harta, menolak segala kenikmatan duniawi, dan
mengharamkan yang halal. Padahal tidak demikian. Zuhud itu adalah sikap tidak
tergantung kepada harta dunia. Kebalikannya adalah sikap rakus (tamak).
Orang yang zuhud, pola hidupnya tidak dikendalikan oleh harta dunia. Tetapi ia tak sama sekali menolak harta. Harta digunakannya untuk menyempurnakan pengabdiannya kepada Allah. Bukankan beribadah itu bukan hanya ritual seperti shalat, puasa, dan zakat? Beribadah pun bisa berupa pengabdian dalam hal menerapkan pola hidup yang islami.
Ia tidak pernah memperturutkan hawa nafsunya kepada harta. Orang yang memilih kehidupan zuhud tidak identik dengan orang miskin sebab orang kaya pun bisa zuhud. Sebaliknya, orang miskin pun belum tentu zuhud. Ada juga orang miskin yang sangat berhawa nafsu kepada harta hingga berusaha menghalalkan cara-cara yang makruh untuk memperoleh sesuatu.
Kenapa Bekas Liur Anjing Harus Dicuci 7 Kali?
Bagi sebagian orang baik anak-anak maupun orang dewasa, anjing merupakan
hewan yang menyeramkan. Secara syariat Islam, dalam hal berurusan dengan
anjing, malah ada aturannya sendiri.
Simaklah hadits berikut: Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw
bersabda, “Sucinya wadah seseorang saat dijilat anjing adalah dengan
membasuhnya tujuh kali, salah satunya dengan menggunakan tanah.”
Diriwayatkan juga oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Apabila
anjing menjilat wadah seseorang maka keriklah (bekasnya) lalu basuh wadah itu
tujuh kali,” (HR. Muslim).
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Siapa
yang memegang anjing maka pahala amal (ibadah)nya setiap hari akan berkurang
satu qirath (1 inchi @ 2,5 cm), kecuali anjing penjaga atau anjing pemburu,” (HR Bukhari dan
Muslim).
Mengapa Tanah?
Dalam sebuah forum ilmiah tentang kesehatan dijelaskan bahwa virus
berbentuk pita cair dalam liur anjing berukuran sangat kecil. Semakin kecil ukuran mikroba maka semakin
efektif menempel pada sebuah wadah. Tanah berfungsi sebagai penyerap virus
yang menempel tersebut.
Mengapa tanah? Karena tanah mengandung dua materi yang dapat membunuh
kuman, yaitu tetracycline dan tetarolite.
Istirahat, Tidur, dan Mimpi
Sepuluh hari saya vakum ngeblog,
aktivitas yang sebenarnya amat saya sukai. Ada beberapa hal yang terjadi yang
amat menguras energi saya sehingga saya tak bisa duduk berlama-lama depan
laptop untuk menulis, update blog,
dan blog walking. Ditambah dengan
koneksi internet yang lambatnya minta ampun maka kloplah peristirahatan saya.
Padahal virus-virus sudah dienyahkan. Entah apa yang terjadi. Mungkin juga
masih ada virus yang bersembunyi entah di mana di dalam ruang hardisk dan memory
yang teramat luas.
Ibarat rutinitas keseharian, saya
tidur cukup panjang. Saat terbangun seperti saat ini, saya ingin segera menyapa
teman-teman dan berterimakasih kepada yang sudah BW dan meninggalkan
komentarnya. Mudah-mudahan bisa saya usahakan berkunjung balik ke blog
teman-teman.
Bicara tentang tidur dan mimpi. Ada
hal menarik nih yang saya baca dari buku Titik Ba, karya Ahmad Thoha Faz[i]:
Tidur dianggap berharga apabila mampu
memulihkan kondisi fisik dan psikis untuk kembali beraktivitas. Tidur memulihkan,
meremajakan, dan memberi energi bagi tubuh dan otak.
Washdi dan Koleksi yang Masih Awet
Selain
menyenangkan dan menegangkan, menunggu kelahiran bayi pertama di tanah rantau
merupakan sebuah tantangan besar. Segala
persiapan saya usahakan bersama suami. Selain banyak bertanya kepada
kawan-kawan, browsing di internet,
saya juga berburu majalah Ayahbunda.
Popok yang masih awet |
Beruntung
perpustakaan milik kantor suami memiliki koleksi Ayahbunda yang sangat lengkap sampai
edisi terbaru sehingga saya bisa bolak-balik meminjamnya. Untuk edisi khusus,
kami bisa memperolehnya di toko buku.
Kawan-kawan
saya banyak yang menggunakan kain tetra untuk popok bayi. Dibeli meteran di
pasar, digunting ukuran bujursangkar, dan pinggirannya dineci. Info tentang
cara melipatnya sehingga bisa dipakai bayi, saya lihat di sebuah majalah
koleksi perpustakaan. Juga ada di Ayahbunda seri Merawat Bayi yang saya beli
pada Desember 2000 – saat hamil Affiq. Kisah “perburuan” kain tetra dan gambar
mengenai cara melipatnya, pernah saya tayangkan dalam tulisan berjudul Popok Itu
Masih Awet.
Ampunan Tak Bertepi
Sering
terbersit di hati dan benak saya, “Apakah Sang Maha Pencipta akan menghapus
semua dosa?” Di antara amat banyak – tak terhitung nikmat dan kasih-Nya, begitu
banyak pula kelengahan dan kelalaian yang saya lakukan. Pernahkah pula
terbersit di benak dan hati Anda?
Saya
tahu, kewajiban saya adalah berusaha melakukan yang terbaik. Tetapi ... ah terlalu
banyak “tetapi” yang timbul hingga kian tertimbunlah dosa.
Pernahkah
mendengar kisah tentang pembunuh yang ingin bertobat, kawan? Saya tengah
merenungi kembali kisah ini. Kisah yang sering diceritakan para ulama. Saya baru-baru
ini menemukannya (kembali) di salah sebuah buku cerita anak saya. Ada baiknya saya
nukilkan di sini:
Ketika Si Buah Hati Bertanya: Bagaimana Menjawab Pertanyaan Mereka dengan Bijaksana
Pertanyaan
anak-anak yang polos seringkali membuat orangtua kelabakan. Namun rasa ingin
tahu mereka sebisanya harus dijawab oleh orangtua. Agar mereka tak memiliki
persepsi yang salah dan segera mendapatkan pemahaman yang benar.
Beruntungnya
secuil tulisan saya ada di sini, dan mendapatkan gratis dari mbak Irhayati
Harun – sang penyusun, buku ini membuat saya sendiri belajar banyak bagaimana
cara para orangtua/orang yang lebih tua menjawab pertanyaan anak-anak dengan
bijaksana.
Untuk
membuat Anda penasaran (he he he penasaran nggak ya?),
seperti inilah pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam buku ini:
“Bapak
mau pergi ke mana sih, Bu? Kok dibungkus kain putih begitu?”
“Kalau
mati kita bawa apa, Ma?”
“Allah
ada giginya juga?”
“Katanya
Allah baik, kenapa harus takut sama Allah?”
Mengintip Dunia Unik Para Skizofren (2)
![]() |
Sumber: http://oppositional-defiantdisorder.net |
Berikut kutipan dari awal
kisah gila Evi (halaman 33 – 34):
Awal kisah, aku merasa amat sedih, tetapi walau kupaksa, mata ini tak pernah bisa menangis, malah bibir ini tertawa-tawa sendirian di sebuah ranjang kecil berbantal kumal. Aku begitu yakin ada seseorang yang telah meracuniku. Rasanya seperti baru menenggak ekstasi, di jahanam obat terlarang itu. Tubuhku melayang-layang tak tentu arah, kepala terasa berat bukan kepalang. Tidak sampai hitungan jam sejak itu aku mulai mengalami apa yang oleh dokter di RSJ Pakem katakana sebagai halusinasi.Aku dapat melihat hal-hal yang tidak tampak wujudnya di mata keluarga dan dapat mendengar bunyi-bunyian yang suaranya tidak dapat didengar para tetangga. Mengerikan, kusaksikan kuburan-kuburan terbongkar sendiri. “Ya Allah, jeritan-jeritan itu amat memekakkan, tangisan-tangisan yang melengking itu terlalu memilukan. O, rupanya mereka sedang disiksa.” Tubuhku bereaksi, menggigil hebat, amat berkeringat. Ketakutan sekaligus terheran-heran.
Mengintip Dunia Unik Para Skizofren (1)
![]() |
Sumber gambar: http://scientificamerican.com |
Kata tetangga pemilik
warung, meski sedang tidur lelaki itu berteriak. Yang diteriakkannya adalah
“EEE” atau “PAK” secara berulang kali. Pernah pula ia meneriakkan “BU’ atau
mengikuti aba-aba pelatih pencak silat yang biasa melatih pemuda-pemuda
lingkungan kami di pekarangan masjid pada malam hari.
SKIZOFRENIA[i]
atau GILA. Itulah yang diidap lelaki itu sehingga warga berusaha tidak
memedulikan teriakan-teriakannya. Toh ia tak mengamuk, menyerang, ataupun
mengganggu secara fisik. Ia sekarang menjadi bagian dari komunitas dan
ekosistem kami. Teriakan-teriakannya sudah berharmonisasi dengan deru sepeda
motor, cicit burung kolibri, juga dengan cericip[ii]
dan kersik[iii]
yang ditimbulkan kaki anak-anak ingusan yang berlarian di sekitar masjid.
Hal yang Tak Dapat Ditolak
Kangen. Setiap hari itu
yang saya rasakan setelah lama absen ngeblog. Kangen dengan hijaunya blog ini,
dengan menulis, blog walking, dan
tentu saja dengan teman-teman sesama blogger.
Namun apa boleh buat ada
hal-hal di luar kendali saya yang terjadi dalam kurun masa absennya saya
menulis dan blogging.
Diawali dengan sakitnya si
bungsu Afyad. Ia demam dan muntah-muntah. Kemudian giliran nona mungil Athifah.
Setelah itu si sulung Affiq. Seperti estafet saja. Alhamdulillah mereka sakit
demam biasa, karena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).
Sakitnya mereka
mengingatkan saya untuk melanjutkan membaca buku Diary Bunda Ketika Buah Hati
Sakit yang tak kunjung selesai. Bersyukur bisa menjadi bagian buku ini bersama
bunda-bunda hebat yang menuangkan kisahnya dalam buku ini. Buku ini bagus untuk
menemani para ayah, bunda dan calon ayah/bunda yang sangat memperhatikan dunia
anak.
Sangat menyenangkan
mendampingi buah hati. Memantau perkembangan dan menyimak keceriaan mereka.
Namun sakit adalah bagian dari hidup. Tak ada orang yang selamanya sehat. Nah,
bagaimana mendampingi mereka kala sakit, buku ini menawarkan solusinya.
![Standar Kompetensi Guru, Ternyata (Sebenarnya) Ada Ya? Standar Kompetensi Guru, Ternyata (Sebenarnya) Ada Ya?](http://3.bp.blogspot.com/-ltyYh4ysBHI/U04MKlHc6pI/AAAAAAAADQo/PFxXaGZu9PQ/w200-h150-c/no-image.png)
Standar Kompetensi Guru, Ternyata (Sebenarnya) Ada Ya?
Sebagai orangtua yang sangat menginginkan ketiga anak saya memperoleh pendidikan yang benar-benar layak di bangku sekolahnya, saya sangat menginginkan adanya standardisasi kompetensi guru di negeri ini. Sebab rasanya sangat tidak adil jika anak didik sebagai ‘output’ dari sistem pendidikan nasional distandardisasi, dengan sistem dan nilai/skor yang ditentukan sementara hal ini tidak berlaku bagi guru-guru yang terlibat langsung mendidik anak-anak bangsa ini.
Saat melanglang buana di jagat maya guna mencari tahu tentang istilah Pendidikan Karakter yang banyak didengungkan akhir-akhir ini, secara tak sengaja saya menemukan tulisan bapak Akhmad Sudrajat yang memuat tentang empat jenis kompetensi guru yang ternyata telah dicantumkan dalam peraturan pendidikan.
Berikut kutipannya:
10 Perilaku Durhaka Istri Terhadap Suami
![]() |
Sumber gambar: www.clipartguide.com |
Perkenankan saya refresh satu topik ini: perilaku apa saja yang menyebabkan istri durhaka kepada suaminya. Berdasarkan tulisan Drs. M. Thalib, berikut ini 10 perilaku durhaka istri terhadap suami:
1. Mengabaikan wewenang suami.
Dalam suatu hadits disebutkan:
Dari ‘Aisyah ra, sesungguhnya nabi saw. bersabda: “Sekiranya aku memerintahkan seseorang bersujud kepada orang lain, niscaya aku akan perintahkan seorang istri bersujud kepada suaminya. Sekiranya seorang suami menyuruh istrinya memindahkan bukit merah ke bukit putih dan dari bukit putih ke bukit merah, tentu kewajibannya adalah melaksanakan (perintahnya) itu.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Sepanjang tidak melanggar perintah agama, istri harus menuruti suaminya.
10 Perilaku Durhaka Suami Terhadap Istri
![]() |
Sumber gambar: www.shutterstock.com |
Para istri, jangan khawatir. Sebagai penyeimbangnya, Drs. Muhammad Thalib juga menulis buku tentang perilaku durhaka suami terhadap istri. Jadi bukan hanya istri saja yang bisa durhaka, suami pun berpeluang durhaka. Jika istri bisa berbuat dosa, suami pun dapat berbuat dosa. Namanya manusia, tak lepas dari dosa.
1. Tidak mau melunasi hutang mahar..
Dalam suatu hadits disebutkan:
Dalam hadits Maimun disebutkan, dari bapaknya, dari Nabi saw., sabdanya: “Siapa laiki-laki mengawini seorang perempuan dengan mahar sedikit atau banyak, tetapi di dalam hatinya bermaksud tidak menunaikan apa yang menjadi haknya itu kepadanya, berarti ia telah mengicuhnya; bila ia mati sebelum menunaikan hak perempuan itu, maka kelak pada hari kiamat ia akan bertemu dengan Allah sebagai orang yang fasik.” (HR. Thabarani)
Dalam hadits lain:
Apa Kata WHO Tentang ASI?
Demikian pentingnya ASI Eksklusif sehingga WHO/UNICEF membuat deklarasi yang dikenal dengan nama Deklarasi Innocenti (Innocenti Declaration). Deklarasi yang dilahirkan di Innocenti, Italia pada tahun 1990 ini bertujuan untuk melindungi, mempromosikan, dan memberi dukungan pada pemberian ASI. Deklarasi yang juga ditandatangani Indonesia ini memuat hal-hal berikut:
Kesempatan Emas Bangsa Asia (Bagaimana dengan Bangsa Indonesia?)
Kesempatan Emas Bangsa Asia - Berita gembira bagi para pekerja di Asia dalam era global ini ...
Sejak beberapa tahun terakhir ini, programmer komputer dari India, Cina, dan Filipina benar-benar membuat takut para insinyur software komputer dan pekerja ‘otak kiri’ di Amerika Utara dan Eropa, yang membangkitkan berbagai protes, boikot, dan pengambilan sikap politik. Pemrograman komputer yang mereka lakukan walaupun bukan yang merupakan yang paling kompleks dan dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan multinasional, adalah sejenis pekerjaan yang hingga saat ini dilakukan hampir secara eksklusif di Amerika Serikat – dan yang menyediakan gaji-gaji menyenangkan untuk pekerja staf sampai 70.000 dollar pertahun. Sekarang ini, orang-orang India yang berusia 25 tahun sedang melakukan hal ini – sama baiknya, meskipun tidak lebih baik, sama cepatnya – meskipun tidak lebih cepat – untuk mendapatkan gaji-gaji seperti seorang operator Taco Bell. Namun, pembayaran mereka, meskipun rendah menurut standar barat, kira-kira bernilai 25 x dari apa yang diperoleh orang India biasa – dan menyediakan bagi mereka gaya hidup kelas menengah – atas dengan berbagai liburan dan apartemennya.
![Komposisi ASI, Lengkap dan Terbaik Bagi Bayi Manusia Komposisi ASI, Lengkap dan Terbaik Bagi Bayi Manusia](http://3.bp.blogspot.com/-ltyYh4ysBHI/U04MKlHc6pI/AAAAAAAADQo/PFxXaGZu9PQ/w200-h150-c/no-image.png)
Komposisi ASI, Lengkap dan Terbaik Bagi Bayi Manusia
Dari buku ‘Mengenal ASI Eksklusif’, oleh Dr. Utami Roesli, SpA., MBA., CIMI.
ASI mengandung lebih dari 200 unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat ini bagai suatu “simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi” – sehingga tidak mungkin ditiru buatan manusia.
Bayi manusia termasuk kelompok bayi yang pada waktu lahir masih sangat belum matang sehingga tergantung penuh pada orangtua untuk perawatan dan kelangsungan hidupnya. Selain itu, bayi manusia juga merupakan salah satu mamalia yang pertumbuhannya sangat lambat. Diperlukan waktu sekitar 4 – 4 ½ bulan untuk menggandakan berat badan lahirnya. Memang ASI manusia merupakans salah satu ASI yang terencer sehingga bayi harus sering menyusu pada ibunya. Ini merupakan hal yang baik, karena akan menyebabkan terjalinnya hubungan ibu-anak yang lebih sering. Hal ini akan memastikan terdapatnya perhatian dan perawatan yang intensif untuk kelangsungan hidup serta pertumbuhan bayi manusia.
![Keyakinan dalam Berdoa Keyakinan dalam Berdoa](http://3.bp.blogspot.com/-ltyYh4ysBHI/U04MKlHc6pI/AAAAAAAADQo/PFxXaGZu9PQ/w200-h150-c/no-image.png)
Keyakinan dalam Berdoa
Dari tulisan “Di Mana Doa Kita” dalam buku ‘LENTERA HATI’, oleh DR. M. Quraish Shihab, halaman 157 :
“Jangan salahkan Allah bila doa tak dikabulkan dan jangan pula menggerutu atau jemu”, demikian tulis Abdul Qadir Jailani (1078 – 1167 M), seorang sufi besar dalam bukunya Mafatih Al-Ghayb (Penyingkap Kegaiban). “Jika Anda memohon cahaya siang pada saat kian memekatnya kegelapan malam, maka penantian Anda akan lama, karena ketika itu kepekatan akan meningkat hingga tibanya fajar. Tetapi yakinlah bahwa fajar pasti menyingsing, baik Anda kehendaki atau tidak. Jika Anda menghendaki kembalinya malam pada saat itu, maka doa Anda tidak akan dikabulkan karena Anda meminta sesuatu yang tak layak, dan Anda akan dibiarkan meratap, lunglai, jemu, dan enggan. Tetapi Anda salah bila jemu berdoa, karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS. 94: 5-6). Itu terjemahan ayatnya. Adapun tafsirnya adalah ‘sesaat setelah datangnya satu kesulitan pasti disusul oleh dua kemudahan’, karena itu – tetaplah yakin – bahwa ‘dalam genggaman tangan-NYA terdapat segala kebajikan”.
Bila apa yang dimohonkan tak diperoleh dengan segera, Anda tak akan rugi. Karena, lanjut Abdul Qadir Jailani, Nabi pernah bersabda: “Pada hari kebangkitan ada yang terheran-heran melihat ganjaran perbuatan yang dia rasakan tak pernah dilakukannya. Ketika itu disampaikan kepadanya: ‘Inilah doa-doamu di dunia yang dulu tidak dikabulkan’ “. Karena itu, jangan jemu berdoa, juga jangan menggerutu, apalagi mengutuk!
“Jangan salahkan Allah bila doa tak dikabulkan dan jangan pula menggerutu atau jemu”, demikian tulis Abdul Qadir Jailani (1078 – 1167 M), seorang sufi besar dalam bukunya Mafatih Al-Ghayb (Penyingkap Kegaiban). “Jika Anda memohon cahaya siang pada saat kian memekatnya kegelapan malam, maka penantian Anda akan lama, karena ketika itu kepekatan akan meningkat hingga tibanya fajar. Tetapi yakinlah bahwa fajar pasti menyingsing, baik Anda kehendaki atau tidak. Jika Anda menghendaki kembalinya malam pada saat itu, maka doa Anda tidak akan dikabulkan karena Anda meminta sesuatu yang tak layak, dan Anda akan dibiarkan meratap, lunglai, jemu, dan enggan. Tetapi Anda salah bila jemu berdoa, karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS. 94: 5-6). Itu terjemahan ayatnya. Adapun tafsirnya adalah ‘sesaat setelah datangnya satu kesulitan pasti disusul oleh dua kemudahan’, karena itu – tetaplah yakin – bahwa ‘dalam genggaman tangan-NYA terdapat segala kebajikan”.
Bila apa yang dimohonkan tak diperoleh dengan segera, Anda tak akan rugi. Karena, lanjut Abdul Qadir Jailani, Nabi pernah bersabda: “Pada hari kebangkitan ada yang terheran-heran melihat ganjaran perbuatan yang dia rasakan tak pernah dilakukannya. Ketika itu disampaikan kepadanya: ‘Inilah doa-doamu di dunia yang dulu tidak dikabulkan’ “. Karena itu, jangan jemu berdoa, juga jangan menggerutu, apalagi mengutuk!
![Tentang Kesiapan Menjadi Orang Tua dan Kontribusi Ibu pada Negara Tentang Kesiapan Menjadi Orang Tua dan Kontribusi Ibu pada Negara](http://3.bp.blogspot.com/-ltyYh4ysBHI/U04MKlHc6pI/AAAAAAAADQo/PFxXaGZu9PQ/w200-h150-c/no-image.png)
Tentang Kesiapan Menjadi Orang Tua dan Kontribusi Ibu pada Negara
Dari artikel: Tamu Kita: Elly Risman, Psi – “Jangan Sampai Anak Busung Jiwa dan Layu Jiwa”, majalah UMMI No. 3/XVII Juli 2005/ 1426 H, halaman 8 - 10.
Elly Risman mendirikan Yayasan Kita dan Buah Hati (YKBH) bersama Neno Warisman, Hidayat Achyar, dan Tomi Sutomo.Sering mengadakan seminar, workshop, pelatihan untuk orangtua (parenting) dan anak dengan melibatkan peserta, menyentuh, menyenangkan, dan praktis.
Berikut kutipan wawancara beliau dengan reporter dari majalah UMMI:
............ Anak-anak hidup sesuai zamannya, begitu kata orang bijak. Elly pun berpendapat anak sekarang ada sisi positif dan negatifnya. Mereka lebih cerdas, mampu mengutarakan pendapat dan lebih berani. Tapi mereka juga lebih manja, tidak mandiri, dan tidak berani mengambil keputusan, kurang agamis dan segi spiritualnya sering terabaikan. Hal ini akibat dari kurang terdidiknya orangtua dalam segi pengasuhan anak. Para orangtua saat masuk ke dunia perkawinan sama sekali belum siap menjadi orangtua. Elly menyesalkan banyak orangtua yang menganggap sepele masalah pengasuhan anak. Padahal tantangan zaman sekarang lebih berat karena kemajuan teknologi dan arus informasi tidak bisa dibendung.
......... Elly mencontohkan, ada penelitian sosiolog-sosiolog Islam terkemuka di Amerika. Hasilnya cukup mencengangkan, kata mereka sebaiknya negara harus membayar perempuan-perempuan yang tinggi sekolahnya tetapi dia memutuskan untuk menjadi ibu dan mendidik anaknya di rumah. Karena kontribusinya pada negara jauh lebih baik daripada uang yang disumbangkan dari pendapatan perusahaannya yang dikontribusikan untuk negara.
Elly Risman mendirikan Yayasan Kita dan Buah Hati (YKBH) bersama Neno Warisman, Hidayat Achyar, dan Tomi Sutomo.Sering mengadakan seminar, workshop, pelatihan untuk orangtua (parenting) dan anak dengan melibatkan peserta, menyentuh, menyenangkan, dan praktis.
Berikut kutipan wawancara beliau dengan reporter dari majalah UMMI:
............ Anak-anak hidup sesuai zamannya, begitu kata orang bijak. Elly pun berpendapat anak sekarang ada sisi positif dan negatifnya. Mereka lebih cerdas, mampu mengutarakan pendapat dan lebih berani. Tapi mereka juga lebih manja, tidak mandiri, dan tidak berani mengambil keputusan, kurang agamis dan segi spiritualnya sering terabaikan. Hal ini akibat dari kurang terdidiknya orangtua dalam segi pengasuhan anak. Para orangtua saat masuk ke dunia perkawinan sama sekali belum siap menjadi orangtua. Elly menyesalkan banyak orangtua yang menganggap sepele masalah pengasuhan anak. Padahal tantangan zaman sekarang lebih berat karena kemajuan teknologi dan arus informasi tidak bisa dibendung.
......... Elly mencontohkan, ada penelitian sosiolog-sosiolog Islam terkemuka di Amerika. Hasilnya cukup mencengangkan, kata mereka sebaiknya negara harus membayar perempuan-perempuan yang tinggi sekolahnya tetapi dia memutuskan untuk menjadi ibu dan mendidik anaknya di rumah. Karena kontribusinya pada negara jauh lebih baik daripada uang yang disumbangkan dari pendapatan perusahaannya yang dikontribusikan untuk negara.
Subscribe to:
Posts (Atom)