Saya tak akan
jatuh cinta pada sosok pasangan suami – istri Sroedji – Rukmini jika tak
membaca novel Sang Patriot – Sebuah Epos Kepahlawanan yang ditulis oleh cucunya
– Kak Irma Devita. Kak Irma berhasil menuangkan episode penting dalam kisah
hidup kakek dan neneknya ke dalam bacaan yang mudah dicerna dan sarat nilai
edukasi dan sejarah.
Beranda / Petikan
Showing posts with label Petikan. Show all posts
Showing posts with label Petikan. Show all posts
Mindfulness: di Sini, Saat Ini
Sebagai ibu rumah tangga beranak tiga tanpa asisten
rumah tangga, sering kali saya dituntut multi
tasking. Bagaimana tidak, se-abreg pekerjaan
harus selesai pada waktu yang nyaris bersamaan atau bahkan bersamaan.
Meladeni anak-anak, melakukan pekerjaan rumah,
mengejar dead line tulisan, dan
berkhidmat pada orang tua sering kali “menuntut” diselesaikan dalam satu
alokasi waktu. Bersyukur suami saya pengertian sehingga saya banyak terbantu
dalam tetek-bengek urusan rumah tangga. Tetapi karena seperti umumnya laki-laki, suami saya adalah
makhluk Mars yang single tasking sehingga
setiap saat harus diarahkan, diberikan SOP (standard
operational procedure) sekali pun untuk hal-hal yang sudah sering ia
lakukan jadi keribetan itu bertambah dengan keharusan memberi "wejangan-wejangan" SOP yang sayangnya tidak bisa di-rewind otomatis :).
Dalam kondisi seperti ini kelelahan fisik dan psikis
jadi makanan sehari-hari saya. Lumrah terjadi saya tidur menjelang tengah malam
atau lewat tengah malam dalam keadaan yang super lelah.
Apapun Pilihannya Menjadi Mama itu Delicious
Membaca
Mommylicious mengingatkan saya akan diri sendiri. Kedua penulisnya adalah
seorang mama dari dua anak, sementara saya mama dari 3 orang anak. Dan keduanya
emak blogger pula, sama seperti saya. Sama pula seperti saya, Mak[1]
Arin (Murtiyarini) dan Mak Rina Susanti – kedua penulis Mommylicious ini
merupakan emak-emak yang senang memenuhi tantangan lomba-lomba menulis blog dan
mengirimkan tulisannya ke media.
Bedanya,
tulisan mereka lebih sering nampang di media cetak daripada saya dan mereka
berdua merupakan ibu bekerja. Eh tapi Mak Rina saat ini sedang menikmati
perannya sebaga full time mother setelah
resign dari pekerjaannya sebagai quality controller tahun lalu.
Beberapa
kali saya mengunjungi blog mereka dan mendapati tulisan-tulisan tentang buah
hati mereka. Jujur saja, kesan bahwa hidup mereka begitu sempurna tak bisa saya
tepis. Saya merasa mereka sangat beruntung, memiliki karier yang bagus dan
keluarga yang pengertian.
Zuhud Bukan Berarti Miskin
Banyak yang mengira
zuhud itu sama sekali menolak harta, menolak segala kenikmatan duniawi, dan
mengharamkan yang halal. Padahal tidak demikian. Zuhud itu adalah sikap tidak
tergantung kepada harta dunia. Kebalikannya adalah sikap rakus (tamak).
Orang yang zuhud, pola hidupnya tidak dikendalikan oleh harta dunia. Tetapi ia tak sama sekali menolak harta. Harta digunakannya untuk menyempurnakan pengabdiannya kepada Allah. Bukankan beribadah itu bukan hanya ritual seperti shalat, puasa, dan zakat? Beribadah pun bisa berupa pengabdian dalam hal menerapkan pola hidup yang islami.
Ia tidak pernah memperturutkan hawa nafsunya kepada harta. Orang yang memilih kehidupan zuhud tidak identik dengan orang miskin sebab orang kaya pun bisa zuhud. Sebaliknya, orang miskin pun belum tentu zuhud. Ada juga orang miskin yang sangat berhawa nafsu kepada harta hingga berusaha menghalalkan cara-cara yang makruh untuk memperoleh sesuatu.
Kenapa Bekas Liur Anjing Harus Dicuci 7 Kali?
Bagi sebagian orang baik anak-anak maupun orang dewasa, anjing merupakan
hewan yang menyeramkan. Secara syariat Islam, dalam hal berurusan dengan
anjing, malah ada aturannya sendiri.
Simaklah hadits berikut: Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw
bersabda, “Sucinya wadah seseorang saat dijilat anjing adalah dengan
membasuhnya tujuh kali, salah satunya dengan menggunakan tanah.”
Diriwayatkan juga oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Apabila
anjing menjilat wadah seseorang maka keriklah (bekasnya) lalu basuh wadah itu
tujuh kali,” (HR. Muslim).
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Siapa
yang memegang anjing maka pahala amal (ibadah)nya setiap hari akan berkurang
satu qirath (1 inchi @ 2,5 cm), kecuali anjing penjaga atau anjing pemburu,” (HR Bukhari dan
Muslim).
Mengapa Tanah?
Dalam sebuah forum ilmiah tentang kesehatan dijelaskan bahwa virus
berbentuk pita cair dalam liur anjing berukuran sangat kecil. Semakin kecil ukuran mikroba maka semakin
efektif menempel pada sebuah wadah. Tanah berfungsi sebagai penyerap virus
yang menempel tersebut.
Mengapa tanah? Karena tanah mengandung dua materi yang dapat membunuh
kuman, yaitu tetracycline dan tetarolite.
Istirahat, Tidur, dan Mimpi
Sepuluh hari saya vakum ngeblog,
aktivitas yang sebenarnya amat saya sukai. Ada beberapa hal yang terjadi yang
amat menguras energi saya sehingga saya tak bisa duduk berlama-lama depan
laptop untuk menulis, update blog,
dan blog walking. Ditambah dengan
koneksi internet yang lambatnya minta ampun maka kloplah peristirahatan saya.
Padahal virus-virus sudah dienyahkan. Entah apa yang terjadi. Mungkin juga
masih ada virus yang bersembunyi entah di mana di dalam ruang hardisk dan memory
yang teramat luas.
Ibarat rutinitas keseharian, saya
tidur cukup panjang. Saat terbangun seperti saat ini, saya ingin segera menyapa
teman-teman dan berterimakasih kepada yang sudah BW dan meninggalkan
komentarnya. Mudah-mudahan bisa saya usahakan berkunjung balik ke blog
teman-teman.
Bicara tentang tidur dan mimpi. Ada
hal menarik nih yang saya baca dari buku Titik Ba, karya Ahmad Thoha Faz[i]:
Tidur dianggap berharga apabila mampu
memulihkan kondisi fisik dan psikis untuk kembali beraktivitas. Tidur memulihkan,
meremajakan, dan memberi energi bagi tubuh dan otak.
Washdi dan Koleksi yang Masih Awet
Selain
menyenangkan dan menegangkan, menunggu kelahiran bayi pertama di tanah rantau
merupakan sebuah tantangan besar. Segala
persiapan saya usahakan bersama suami. Selain banyak bertanya kepada
kawan-kawan, browsing di internet,
saya juga berburu majalah Ayahbunda.
Popok yang masih awet |
Beruntung
perpustakaan milik kantor suami memiliki koleksi Ayahbunda yang sangat lengkap sampai
edisi terbaru sehingga saya bisa bolak-balik meminjamnya. Untuk edisi khusus,
kami bisa memperolehnya di toko buku.
Kawan-kawan
saya banyak yang menggunakan kain tetra untuk popok bayi. Dibeli meteran di
pasar, digunting ukuran bujursangkar, dan pinggirannya dineci. Info tentang
cara melipatnya sehingga bisa dipakai bayi, saya lihat di sebuah majalah
koleksi perpustakaan. Juga ada di Ayahbunda seri Merawat Bayi yang saya beli
pada Desember 2000 – saat hamil Affiq. Kisah “perburuan” kain tetra dan gambar
mengenai cara melipatnya, pernah saya tayangkan dalam tulisan berjudul Popok Itu
Masih Awet.
Ampunan Tak Bertepi
Sering
terbersit di hati dan benak saya, “Apakah Sang Maha Pencipta akan menghapus
semua dosa?” Di antara amat banyak – tak terhitung nikmat dan kasih-Nya, begitu
banyak pula kelengahan dan kelalaian yang saya lakukan. Pernahkah pula
terbersit di benak dan hati Anda?
Saya
tahu, kewajiban saya adalah berusaha melakukan yang terbaik. Tetapi ... ah terlalu
banyak “tetapi” yang timbul hingga kian tertimbunlah dosa.
Pernahkah
mendengar kisah tentang pembunuh yang ingin bertobat, kawan? Saya tengah
merenungi kembali kisah ini. Kisah yang sering diceritakan para ulama. Saya baru-baru
ini menemukannya (kembali) di salah sebuah buku cerita anak saya. Ada baiknya saya
nukilkan di sini:
Subscribe to:
Posts (Atom)